Monday, December 21, 2009

Good bye Papa!

Shubuh tanggal 9 December telfonku berbunyi, ada telfon dari Mba Rosa-kakak sulungku. Dia bilang kalo Papa uda gak ada. Ternyata reaksiku tidak seperti di film2 hollywood, hanya diam, tanpa derai airmata, tidak ada kesedihan. Hampa dan kaget saja. Seperti inikah reaksi normal seorang anak ketika tau ayahnya meninggalkan dunia untuk selamanya. Tak berapa lama airmataku berderai, hatiku perih dan aku memeluk anakku erat. Berharap dengan mendekap anakku kesedihanku akan berkurang. Papa, papaku sudah pergi?? Masih tak percaya rasanya.

Karena tidak dapat pesawat pagi, aku dan keluarga naik pesawat siang dengan tujuan surabaya. Dimana kami harus menempuh 3 jam lagi untuk sampai ke Malang. Kami sampai Malang pukul 16.30 dan langsung melihat jenasah Papa. Ketika kain kafan putih itu dibuka, terlihatlah Papaku yang kusayang diam tak bergeming. Istighfar kubaca agar tak berderai airmataku yang mungkin akan menyakitkannya. Aku menangis bukan karena dia pergi, karena kalau aku menangisinya karena dia pergi itu egois. Aku menangis karena aku belum sempat membahagiakan Papa. Papa bahkan belum sempat memeluk Baby Kaka, cucu satu-satunya. Oh betapa terkutuknya aku. Maafkan aku Papa, semoga Allah mengampuni sgala dosa2 dan aku akan berusaha untuk mendoakanmu dari sini, berdoa agar malaikat berbaik hati padamu dan agar jalan surga terbentang luas untukmu.

No comments:

Post a Comment